bahan ajar
Pola Konsumsi Pangan Beras di Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan
Oleh:
Imam Asngari*, Suhel, Abdul Bashir, Era Susanti, dan Andi Nurul Astria Arif
Abstrak: Hasil penelitian pola konsumsi beras ini merupakan hasil penelitian kompetitif Universitas Sriwijaya tahun 2018. Tujuan kajian untuk mengetahui faktor penentu konsumsi pangan beras rumah tangga di pedesaan Kabupaten
Ogan Komering Ulu Timur. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh
dari survei secara mendalam pada responden sebanyak 100 rumah tangga. Metode
analisis menggunakan model regresi
linier berganda. Temuan dari hasil penelitian ini, pertama, proporsi konsumsi pangan
rumah tangga petani terbesar di dominasi oleh konsumsi beras pada kualitas III
dengan indikator beras tidak pulen, tidak wangi, bentuk fisik beras relative
bersih dengan kisaran harga Rp9.000-Rp10.000 per kg. Kedua, temuan dari hasil
estimasi mengindikasikan bahwa bahwa pola konsumsi pangan rumah tangga petani
di pengaruhi oleh harga beras, harga gandum, pendapatan, jumlah jam kerja,
juamlah anggota keluarga dan asset.
_____________
*Ketua Peneliti
Pendahuluan
Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun
mendorong pemerintah untuk memberikan fokus perhatian lebih pada ketersediaan
pangan dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Manusia dengan
segala kemampuannya selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhannya dengan
berbagai usaha. Pertama, usaha dengan
memanfaatkan alam apa adanya (natural). Kedua,
memodifikasi alam menggunakan teknologi untuk memenuhi produksi pangan sesuai
kebutuhannya.
Kondisi ketahanan pangan domestik menjadi penting untuk diperhatikan, karena saat ini tidak ada satu negarapun yang dapat mengisolasi diri dari komunitas dunia. Pada tingkat global, lebih dari 900 juta penduduk dunia masih terancam kelaparan dan rawan pangan (FAO, 2010).
Kondisi ketahanan pangan domestik menjadi penting untuk diperhatikan, karena saat ini tidak ada satu negarapun yang dapat mengisolasi diri dari komunitas dunia. Pada tingkat global, lebih dari 900 juta penduduk dunia masih terancam kelaparan dan rawan pangan (FAO, 2010).
Beras merupakan
komoditas pangan yang umumnya dijadikan sebagai makanan pokok bagi sebagian
besar penduduk di Indonesia.Beras adalah hasil olahan yang berasal dari produk
pertanian yaitu padi.Posisi komoditas berasbagi sebagian besar penduduk
Indonesia adalah sebagai bahan makanan utama disamping merupakan sumbernutrisi
penting dalam struktur pangan, sehingga aspek penyediaan menjadi hal yang
sangat penting mengingatjumlah penduduk yang semakin besar (Fachrudin, 2015). Seiring dengan meningkatnya
penduduk, maka kebutuhan ketersediaan akan pangan menjadi sangat penting.
Ketersediaan pangan tergantung pada kondisi ekonomi nasional dan global.Secara
global, saat ini dunia sedang mengalami berbagai macam kemungkinan terjadinya
krisis pangan.Isu kelangkaan pangan dunia (world food crisis) berkaitan erat dengan isu perubahan
iklim global (global climate
changes). Krisis ekonomi Negara-negara maju sejak 2008 masih menyisakan
pelemahan daya beli mereka terhadap produk pertanian dan bahan baku industri.
Pelemahan daya beli Negara maju telah mempengaruhi anjloknya komoditi primer
dunia termasuk komoditi pangan sejak 2008 sampai akhir tahu 2016.Dinamika
ekonomi global telah mendorong volatilitas harga pangan serta energi (Kementerian Pertanian, 2015).
Pola konsumsi pangan beras bagi rumah tangga di
pedesaan menarik untuk dikaji dalam rangka memperoleh informasi mengenai respon
permintaan pangan beras rumah tangga terhadap perubahan pendapatan dan harga
pangan. Apabila pendapatan rumah tangga tidak berubah, sedangkan harga pangan
beras naik maka rumah tangga akan merespon dengan mengurangi permintaan
terhadap bahan pangan beras dan atau menggantinya dengan pangan beras yang
lebih murah misalnya kualitas beras yang rendah atau bagi sebagian penduduk
yang tingkat pendapatannya rendah akan beralih ke konsumsi pangan yang lain
seperti oyek atau tiwul yang dibuat dari bahan gaplek. Respon rumah tangga terhadap kenaikan harga pangan beras
ini dapat menjadi petunjuk bagi pemerintah untuk menerapkan kebijakan harga
pangan beras,
Metode Kajian
Kajian pola konsumsi pangan beras difokuskan pada konsumsi
pangan beras rumah tangga di pedesaan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, adapun
wilayah yang menjadi objek penelitian adalah Kecamatan Semendawai Suku III Desa
Sriwangi dan Kecamatan belitang I Desa Sumber Jaya. Jumlah sampel dalam studi
sebanyak 100 rumah tangga petani. Analisis data menggunakan regresi sederhana untuk memperoleh fungsi konsumsi beras, dan regresi berganda untuk memperoleh faktor penentu permintaan konsumsi beras di Kabupaten OKU Timur.
Hasil Kajian
Model konsumsi beras OKU Timur memiliki autonomous consumption sebesar Ln(0,4309979) atau sebesar Rp74 yang berarti jika pendapatan nol, maka konsumsi beras sebesar Rp74. Nilai MPC Kabupaten OKU Timur sebesar Ln(0,54188) atau Rp3.378,683, artinya jika pendapatan rata-rata naik sebesar Rp1.000 per bulan maka konsumsi pangan beras akan naik menjadi Rp3.378.683 per bulan. Nilai koefisien R2 sebesar 0,45 berarti variasi dalam vaiabel konsumsi mampu dijelaskan oleh variable pendapatan sebesar 45 persen.
Tabel 1. Fungsi Konsumsi Ppangan Beras di Kabupaten OKU Timur
Dependen:
Konsumsi Beras (LnQDB)
|
Koefisien
|
t-hitung
|
LnC
|
4,309979
|
4,862937***
|
LnY
|
0,541881
|
9,044255***
|
R2 = 0,45
F = 81,79
Prob F = 0,000
DW =
1,90
|
Sumber: Diolah Peneliti, 2018
Keterangan: **** = signifikan dalam α =
1%.
Berdasarkan model penentu permintaan konsumsi beras di Oku Timur diperoleh koefisien determinasi (R-squares) sebesar 59 persen. Artinya
variasi variabel independen penentu permintaan beras di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur mampu menjelaskan variasi konsumsi beras sebesar 59 persen sedangkan
sisanya sebesar 41 persen konsumsi dipengaruhi oleh variabel lain.
Permintaan beras di OKU Timur secara signifikan dipengaruhi oleh harga
beras. tingkat pendapatan dan jumlah anggota keluarga pada taraf α=1 persen. Sedangkan harga pangan lain yaitu
harga gandum. lamanya jam kerja. dan jumlah asset pengaruhnya tidak nyata
secara terhadap konsumsi beras.
Nilai konstanta permintaan beras di OKU
Timur sebesar ln(-9.433077) atau Rp8.003 jika variable lain konstan atau nol.
Angka konstanta tersebut nyata secara statistik.Variable harga memiliki
elastisitas positif terhadap permintaan beras sebesar 1.27 artinya perubahan
harga tetap mendorong konsumsi beras meningkat.
Harga pangan gandum. memiliki pengaruh
positif dan nyata secara statistik. dengan koefisien 0.24890 atau 9,27. Harga
gandum rata-rata Rp7.691 per kg. Jika ada kenaikan harga gandum rata-rata
sebesar Rp1.000 dalam sebulan akan menurunkan permintan gandum, dan akan
menggantikannya dengan menaikkan permintaan beras sebesar Rp927.000 per bulan
atau naik sekitar 92,7 kg per bulan.
Variabel pendapatan memiliki pengaruh
elastis dan signfikan terhadap permintaan beras. dengan koefisien elastisitas 0.507758.
Pendapatan rata-rata sebesar Rp3.251.127, dengan elastitistas pendapatan
tersebut maka perubahan permintaan sebesar 2025,523. Jika pendapatan rata-rata
naik sebesar Rp1.000 maka permintaan beras di OKU Timur akan naik sebesar
Rp2.025.523.
Kesimpulam
Hasil analisis menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan beras masyarakat di
Kabupaten Ogan Komering di dominasi oleh konsumsi beras pada kualitas III
dengan indikator beras tidak pulen, tidak wangi dan bentuk fisik beras relatif
bersih dengan kisaran harga Rp9.000-Rp10.000 per kg yang pengaruhi oleh harga
beras, harga gandum, pendapatan, jumlah jam kerja, jumlah anggota keluarga dan
asset. Dimana harga beras, harga gandum, pendapatan dan jumlah anggota keluarga
memiliki pegaruh yang lebih besar dan signifikan terhadap permintaan beras di
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dibandingkan dengan dengan jumlah jam kerja,
dan asset. Sebagai salah satu komoditas
utama yang memiliki pengaruh penting terhadap kesejahteraan masyarakat maka
tinggi rendahnya variabel independen akan mengakibatkan perubahan terhadap permintaan
beras.
Referensi
Asngari, Imam, Suhel, Abdul Bashir, 2018. Pola Konsumsi Pangan Beras Masyarakat Pedesaan di
Provinsi SUmatera Selatan, Laporan Penelitian Kompetitif, Universitas Sriwijaya.
Badan
Pusat Statistik. (2018). OKU Timur Dalam
Angka 2018. OKU Timur.
Faharuddin, Mulyana, A., Yamin, M., & Yunita. (2015).
Analisis Pola Konsumsi Pangan di Sumatera Selatan 2013: Pendekatan Quadratic
Almost Ideal Demand System. Agro Ekonomi, 33(2), 121–140.
Kementrian
Pertanian. (2016). Laporan Tahunan Badan Ketahanan Pangan 2015, Kementerian Pertanian, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar