Kamis, 11 Juni 2020

Pola Konsumsi Pangan Beras di Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan


bahan ajar
Pola Konsumsi Pangan Beras di Kabupaten OKU Timur Provinsi Sumatera Selatan

Oleh: 
Imam Asngari*, Suhel, Abdul Bashir, Era Susanti, dan Andi Nurul Astria Arif

Abstrak: Hasil penelitian pola konsumsi beras ini merupakan hasil penelitian kompetitif Universitas Sriwijaya tahun 2018. Tujuan kajian untuk mengetahui faktor penentu konsumsi pangan beras rumah tangga di pedesaan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari survei secara mendalam pada responden sebanyak 100 rumah tangga. Metode analisis menggunakan model regresi linier berganda. Temuan dari hasil penelitian ini, pertama, proporsi konsumsi pangan rumah tangga petani terbesar di dominasi oleh konsumsi beras pada kualitas III dengan indikator beras tidak pulen, tidak wangi, bentuk fisik beras relative bersih dengan kisaran harga Rp9.000-Rp10.000 per kg. Kedua, temuan dari hasil estimasi mengindikasikan bahwa bahwa pola konsumsi pangan rumah tangga petani di pengaruhi oleh harga beras, harga gandum, pendapatan, jumlah jam kerja, juamlah anggota keluarga dan asset. 
_____________
*Ketua Peneliti

Pendahuluan 

Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun mendorong pemerintah untuk memberikan fokus perhatian lebih pada ketersediaan pangan dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhannya dengan berbagai usaha. Pertama, usaha dengan memanfaatkan alam apa adanya (natural). Kedua, memodifikasi alam menggunakan teknologi untuk memenuhi produksi pangan sesuai kebutuhannya. 
Kondisi ketahanan pangan domestik menjadi penting untuk diperhatikan, karena saat ini tidak ada satu negarapun yang dapat mengisolasi diri dari komunitas dunia. Pada tingkat global, lebih dari 900 juta penduduk dunia masih terancam kelaparan dan rawan pangan (FAO, 2010).
Beras merupakan komoditas pangan yang umumnya dijadikan sebagai makanan pokok bagi sebagian besar penduduk di Indonesia.Beras adalah hasil olahan yang berasal dari produk pertanian yaitu padi.Posisi komoditas berasbagi sebagian besar penduduk Indonesia adalah sebagai bahan makanan utama disamping merupakan sumbernutrisi penting dalam struktur pangan, sehingga aspek penyediaan menjadi hal yang sangat penting mengingatjumlah penduduk yang semakin besar (Fachrudin, 2015). Seiring dengan meningkatnya penduduk, maka kebutuhan ketersediaan akan pangan menjadi sangat penting. Ketersediaan pangan tergantung pada kondisi ekonomi nasional dan global.Secara global, saat ini dunia sedang mengalami berbagai macam kemungkinan terjadinya krisis pangan.Isu kelangkaan pangan dunia (world food crisis) berkaitan erat dengan isu perubahan iklim global (global climate changes). Krisis ekonomi Negara-negara maju sejak 2008 masih menyisakan pelemahan daya beli mereka terhadap produk pertanian dan bahan baku industri. Pelemahan daya beli Negara maju telah mempengaruhi anjloknya komoditi primer dunia termasuk komoditi pangan sejak 2008 sampai akhir tahu 2016.Dinamika ekonomi global telah mendorong volatilitas harga pangan serta energi (Kementerian Pertanian, 2015).
Pola konsumsi pangan beras bagi rumah tangga di pedesaan menarik untuk dikaji dalam rangka memperoleh informasi mengenai respon permintaan pangan beras rumah tangga terhadap perubahan pendapatan dan harga pangan. Apabila pendapatan rumah tangga tidak berubah, sedangkan harga pangan beras naik maka rumah tangga akan merespon dengan mengurangi permintaan terhadap bahan pangan beras dan atau menggantinya dengan pangan beras yang lebih murah misalnya kualitas beras yang rendah atau bagi sebagian penduduk yang tingkat pendapatannya rendah akan beralih ke konsumsi pangan yang lain seperti oyek atau tiwul yang dibuat dari bahan gaplek. Respon rumah tangga terhadap kenaikan harga pangan beras ini dapat menjadi petunjuk bagi pemerintah untuk menerapkan kebijakan harga pangan beras, 

Metode Kajian

Kajian pola konsumsi pangan beras difokuskan pada konsumsi pangan beras rumah tangga di pedesaan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, adapun wilayah yang menjadi objek penelitian adalah Kecamatan Semendawai Suku III Desa Sriwangi dan Kecamatan belitang I Desa Sumber Jaya. Jumlah sampel dalam studi sebanyak 100 rumah tangga petani.  Analisis data menggunakan regresi sederhana untuk memperoleh fungsi konsumsi beras, dan regresi berganda untuk memperoleh faktor penentu permintaan konsumsi beras di Kabupaten OKU Timur.

Hasil Kajian 

Model konsumsi beras OKU Timur memiliki autonomous consumption sebesar Ln(0,4309979) atau sebesar Rp74 yang berarti jika pendapatan nol, maka konsumsi beras sebesar Rp74. Nilai MPC Kabupaten OKU Timur sebesar Ln(0,54188) atau Rp3.378,683, artinya jika pendapatan rata-rata naik sebesar Rp1.000 per bulan maka  konsumsi pangan beras akan naik menjadi Rp3.378.683 per bulan. Nilai koefisien R2 sebesar 0,45 berarti variasi dalam vaiabel konsumsi mampu dijelaskan oleh variable pendapatan sebesar 45 persen.  

            Tabel 1. Fungsi Konsumsi Ppangan Beras di Kabupaten OKU Timur

Dependen: Konsumsi Beras (LnQDB)
Koefisien
t-hitung
LnC
4,309979
4,862937***
LnY
0,541881
9,044255***
R2   = 0,45
F    = 81,79   Prob F = 0,000
DW = 1,90
    Sumber: Diolah Peneliti, 2018
     Keterangan: **** = signifikan dalam α = 1%.

Berdasarkan model penentu permintaan konsumsi beras di Oku Timur diperoleh koefisien determinasi (R-squares) sebesar 59 persen. Artinya variasi variabel independen penentu permintaan beras di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur mampu menjelaskan variasi konsumsi beras sebesar 59 persen sedangkan sisanya sebesar 41 persen konsumsi dipengaruhi oleh variabel lain.
 Permintaan beras di OKU Timur secara signifikan dipengaruhi oleh harga beras. tingkat pendapatan dan jumlah anggota keluarga pada taraf α=1 persen. Sedangkan harga pangan lain yaitu harga gandum. lamanya jam kerja. dan jumlah asset pengaruhnya tidak nyata secara  terhadap konsumsi beras.  
Nilai konstanta permintaan beras di OKU Timur sebesar ln(-9.433077) atau Rp8.003 jika variable lain konstan atau nol. Angka konstanta tersebut nyata secara statistik.Variable harga memiliki elastisitas positif terhadap permintaan beras sebesar 1.27 artinya perubahan harga tetap mendorong konsumsi beras meningkat.
Harga pangan gandum. memiliki pengaruh positif dan nyata secara statistik. dengan koefisien 0.24890 atau 9,27. Harga gandum rata-rata Rp7.691 per kg. Jika ada kenaikan harga gandum rata-rata sebesar Rp1.000 dalam sebulan akan menurunkan permintan gandum, dan akan menggantikannya dengan menaikkan permintaan beras sebesar Rp927.000 per bulan atau naik sekitar 92,7 kg per bulan.
Variabel pendapatan memiliki pengaruh elastis dan signfikan terhadap permintaan beras. dengan koefisien elastisitas 0.507758. Pendapatan rata-rata sebesar Rp3.251.127, dengan elastitistas pendapatan tersebut maka perubahan permintaan sebesar 2025,523. Jika pendapatan rata-rata naik sebesar Rp1.000 maka permintaan beras di OKU Timur akan naik sebesar Rp2.025.523.

Kesimpulam

Hasil analisis menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan beras masyarakat di Kabupaten Ogan Komering di dominasi oleh konsumsi beras pada kualitas III dengan indikator beras tidak pulen, tidak wangi dan bentuk fisik beras relatif bersih dengan kisaran harga Rp9.000-Rp10.000 per kg yang pengaruhi oleh harga beras, harga gandum, pendapatan, jumlah jam kerja, jumlah anggota keluarga dan asset. Dimana harga beras, harga gandum, pendapatan dan jumlah anggota keluarga memiliki pegaruh yang lebih besar dan signifikan terhadap permintaan beras di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dibandingkan dengan dengan jumlah jam kerja, dan asset. Sebagai salah satu komoditas utama yang memiliki pengaruh penting terhadap kesejahteraan masyarakat maka tinggi rendahnya variabel independen akan mengakibatkan perubahan terhadap permintaan beras.

Referensi

Asngari, Imam, Suhel, Abdul Bashir, 2018. Pola Konsumsi Pangan Beras Masyarakat Pedesaan di
         Provinsi SUmatera Selatan, Laporan Penelitian Kompetitif, Universitas Sriwijaya.

Badan Pusat Statistik. (2018). OKU Timur Dalam Angka 2018. OKU Timur.

Faharuddin, Mulyana, A., Yamin, M., & Yunita. (2015). Analisis Pola Konsumsi Pangan di Sumatera  Selatan 2013: Pendekatan Quadratic Almost Ideal Demand System. Agro Ekonomi, 33(2), 121–140.

Kementrian Pertanian. (2016). Laporan Tahunan Badan Ketahanan Pangan 2015,  Kementerian Pertanian, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar